CERITA DONGENG

Judul Buku : FISHI si Pembelot

Penerbit : Era Intermedia

Pengarang : Agus Pizaro

FISHI

Si Pembelot

Di laut yang tenang terlihat sekawan ikan kecil yang berenang dengan gembira. Mereka lincah berenang ke kanan bersama. Berbalik ke kiri bersama. Wah.. indah sekali gerakannya. Siapapun akan senang melihatnya. Dan teman-teman tahu bukan siapa yang menceritakan mereka!

Diantara ikan kecil itu, ada yang bernama Fishi. Fishi sangat senang bermain sepanjang hari. Apalagi bersama dengan teman-temannya.

“yaa! Aku sangat senang bermain! Bermain membuat hatiku jadi senang…” kata Fishi. Tapi karna keasyikkan bermain, Fishi lupa dengan tugas-tugasnya. Fishi sering tidak mendengar panggilan ibunya.

“ Fishi…, ayo berhenti dulu bermainnya! Ayo, makan dulu…” kata ibu.

“ nggak mau! Fishi ingin bermain, “ jawab Fishi sambil berenang menjauh.

“ Fishi… Fishi.!!! “ panggil ibunya, tapi Fishi sudah berenang dengan cepat meninggalakan ibunya.

“ Hai Fishi! Cepat pulang!! Kasihan ibumu mencari-cari” kata si Bintang Laut.

Fishi tidak mendengarkan kata-kata si Bintang Laut. Ia malah berenang menjauh.

Pada suatu hari, ibu Fishi sedang sakit. Badannya panas dan lemas. Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur. “ Fishi…, kayaknya sebentar lagi akan ada badai besar… huk… huk…, " kalimat ibu berhenti karna batuk. “ kamu jangan keluar rumah dulu! Bahaya,” lanjutnya.

Fishi diam cemberut tidak suka.

Ia meninggalkan ibunya yang sedang sakit. Di jalan ia bertemu banyak ikan yang berenang tergesa-gesa. Wah mereka tampak ketakutan. “Ada apa ya?”

Tiba-tiba… dengan sangat cepat ada pusaran air yang besar menarik benda-benda yang melewatinya. Fishi tidak tahu bahwa pusaran air itu akibat badai besar!

Fishi pun terseret dalam gulungan badai itu bersama ikan-ikan lainnya.

“ aaah tolong, tolong!! “ “ibu tolong Fishi, buuu…! “ teriak Fishi.

Beberapa saat kemudian, badai redah, untunglah Fishi selamat. Tapi kepala Fishi sakit sekali. Ia terkejut ketika ada ikan besar berenang dengan cepat hendak memakannya.

“ aduuuh, gimana ini! Aaaah…! “ Fishi sangat ketakutan. Sekuat tenaga Fishi berenang menghindari ikan besar itu.

“ tolong.. tolong!!! Ibu! “ teriak Fishi.

Iakan besar it uterus mengejarnya.

Fishi terus berenang menyelamatkan diri. Beruntung di depannya ada puing-puing runtuhan bangkai kapal. Badan Fishi bisa masuk ke celah puing. Tetapi ikan besar itu tidak bisa.

Dengan kesal ikan besar mendobrak puing-puing tersebut agar bisa menangkap Fishi. Akhirnya karna tidak berhasil, ikan besar itu pergi.

Fishi terperangkap di dalam puing-puing. Dia tidak bisa keluar. Fishi menangis ingat ibunya.

“ maafkan Fishi, bu. Karna tidak mendengarkan nasehat ibu, aku jadi celaka. “

Tiba-tiba dating kepiting besar. Ia mengangkat puing-puing itu hingga menjadi celah yang besar. Fishi pun bisa keluar. “ aku mendengarmu menangis terus. Maka aku menolongmu keluar, sekarang pulanglah menemui ibumu…. “ kata si Kepiting.

“ terima kasih tuan Kepting besar…. “ kata Fishi

“ maafkan Fishi, ibu. Fishi tidak menuruti kata-kata ibu. Hik… hik, Fishi tidak mendengar nasehat ibu. Fishi inginnya main terus sambil memluk ibunya.

Ibu bersyukur kepada Allah atas semuanya. Ibu memeluk Fishi dengan penuh kasih sayang.